MAKALAH
GEOGRAFI
BUDAYA
BUDAYA
BATAK
Disususun
Oleh:
v Melysa Rahmida NIM A1A513215
v Rahayu Hikmah A. NIM
A1A513206
v Sari Anggriani NIM
A1A513093
v Silvia Wardani NIM
A1A513234
v Siti Farlina Ulfah NIM A1A513050
Dosen
Pengajar : Ellyn Normelani, M.Pd.
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN
FAKULTAS
ILMU PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI GEOGRAFI
TAHUN
AKADEMIK 2013/2014
Kata
Pengantar
Puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Geografi Budaya. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ellyn
Normelani yang telah membimbing kami dalam hal materi pembahasan makalah ini,
serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam makalah ini, akan dibahas
tentang tradisi dan kebudayaan suku batak yang meliputi: sejarah, suku batak, rumah adat, seni tari, seni kerajinan tangan, dan marga suku.
Kami berharap makalah ini dapat
memberikan pengetahuan yang nantinya Insya
Allah akan bermanfaat untuk kita.
Kami menyadari bahwa makalah ini
tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Banjarmasin,
September 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.
Latar Belakang 1
1.2.
Tujuan Penulisan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1. Budaya Menurut Bahasa 3
2.2. Budaya Menurut Para Ahli 3
BAB III PEMBAHASAN 5
3.1. Sejarah Suku Batak 5
3.2. Suku Batak 5
3.3. Rumah Adat Batak 6
3.4. Seni Tari Khas Batak 7
3.5. Seni kerajinan Tangan 7
3.6. Marga Suku Batak 8
BAB IV PENUTUP 9
4.1. Kesimpulan 9
4.2. Saran 9
DAFTAR
PUSTAKA
..........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bab I akan diuraikan mengenai latar
belakang penulisan dan tujuan penulisan.
1.1.
Latar Belakang
Di Era yang serba modern dan globalisasi
seperti ini, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di
pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah hampir punah.
Pada umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan dan
menggunakan budaya lokal atau budaya daerah. Kebanyakan masyarakat memilih untuk menampilkan dan
menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang berasal dari
daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya lokallah yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya.
Tanpa mereka sadari bahwa budaya daerah merupakan faktor utama terbentuknya kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah yang mereka miliki merupakan sebuah kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya oleh setiap individu dimasyarakat.
Hal itulah yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini, semoga dengan dibuatnya makalah yang berjudul Budaya Suku Batak yang didalamnya membahas tentang kebudayaan yang berasal dari daerah Sumatera Utara ini menjadi salah satu sarana agar masyarakat menyadari betapa berharganya sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa, yang ahirnya akan membuat masyarakat menjadi merasa bangga terhadap budaya daerahnya sendiri.
Tanpa mereka sadari bahwa budaya daerah merupakan faktor utama terbentuknya kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah yang mereka miliki merupakan sebuah kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya oleh setiap individu dimasyarakat.
Hal itulah yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini, semoga dengan dibuatnya makalah yang berjudul Budaya Suku Batak yang didalamnya membahas tentang kebudayaan yang berasal dari daerah Sumatera Utara ini menjadi salah satu sarana agar masyarakat menyadari betapa berharganya sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa, yang ahirnya akan membuat masyarakat menjadi merasa bangga terhadap budaya daerahnya sendiri.
1.2.
Tujuan Penulisan
Tujuan
dari makalah ini ialah agar pembaca dapat mengetahui keanekaragaman budaya
daerah khususnya suku Batak serta mengajak pembaca untuk menyadari pentingnya
menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah bangsa ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab II ini akan dibahas mengenai
pengertian budaya, menurut bahasa maupun menurut para ahli, substansi (isi)
utama budaya,
2.1. Budaya menurut Bahasa
a)
Budaya
dalam bahasa Sanskerta ialah berasal
dari kata budhayah yaitu bentuk jamak
kata budhi yang berarti budi atau akal.
b)
Budaya
dalam bahasa Inggris, berasal dari kata culture,
dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahasa Latin,
brasal dari kata colera. Colera berarti mengolah,
mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah(bertani).
2.2.
Budaya menurut Para Ahli
a)
E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks
yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hokum, adat
istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
b)
R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi
tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana
unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
c)
Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan
cipta masyarakat.
d)
Herkovits,
kebudayaan adalah
bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh masyarakat.
e)
Koentjaraningrat, mengartikan
bahwa kebudayaan keseluruhan sistem gagasan, milik
diri manusia dengan belajar.
BAB III
PEMBAHASAN
Provinsi Sumatera Utara terletak pada
1°- 4° LU DAN 98°- 100° BT. Provinsi yang beribu-kotakan Medan ini memiliki
banyak suku namun suku yang terkenal dari Provinsi ini ialah suku Batak,
Suku Batak adalah salah satu suku yang
memiliki berbagai kebudayaan daerah. Diantara sekian banyak kebudayaan daerah
yang dimiliki oleh suku Batak adalah sebagai berikut :
3.1.
Sejarah Suku Batak
Tidak
ada bukti kuat mengenai sejak kapan nenek moyang orang Batak mendiami wilayah
Sumatra. Akan tetapi penelitian antropologi menunjukkan bahwa bahasa dan
bukti-bukti arkeologis yang ada membuktikan hijrahnya penutur bahasa
Austronesia dari Taiwan ke Indonesia dan Filipina. Ini terjadi sekitar 2.500
tahun silam. Bisa jadi mereka adalah nenek moyang suku bangsa Batak.
3.2.
Suku Batak
Suku
bangsa Batak terbagi menjadi 6 jenis, yakni suku Batak Toba, suku Batak Karo,
suku Batak Pakpak, suku Batak Simalungun, suku Batak Angkola, dan suku Batak Mandailing.
Gambar
1. Suku-suku Batak
3.3.
Rumah Adat
Rumah
adat Batak disebut juga ruma/jabo (bahasa Toba) merupakan seni pahat ular serta
kerajinan. Ruma akronim Ririt di Uhum Adat yang artinya sumber hukum adat dan sumber pendidikan masyarakat batak.
Ruma berbentuk panggung dengan yang terdiri atas tiang yang berupa kayu bulat,
tiang yang paling bersar disebut tiang persuhi. Tiang-tiang tersebut berdiri
ditiap sudut diatas batu sebagai pondasi yang disebut batu persuhi.
Bagian depan terbuat dari papan yang
tebal sebagai dinding depan belang, dinding samping kanan-kiri, dinding
muka-belakang penuh dengan ukiran cicak. Atapnya sebelah barat dan timur
menjulang ke atas dan dipasang tanduk kerbau sebagai lambing pengharapan.
Gambar
2. Rumah adat suku Batak
3.4.
Seni Tari
Tarian
yang terkenal dari batak adalah tari tor-tor.
Ada
beberapa jenis tari tor-tor, berikut adalah jenisnya:
a)
Pangurdot,
anggota badan yang bergeraknya kaki, tumit, hingga
bahu.
b)
Pengeal,
anggota badan yang pinggang, tulang punggung dan bahu.
c)
Pandenggal,
anggota badan yang bergerak hanya
lengan, telapak tangan hingga jari tengah.
d)
Siangkupna,
anggota tubuh yang bergerak hanya leher.
e)
Hapunana,
anggota tubuh yang bergerak hanya wajah.
Gambar
3. Tari Tor-Tor
3.5.
Seni Kerajinan Tangan
Ulos adalah sebuah kain tenun hasil karya suku Batak
yang berbentuk selendang. Ulos dikenal oleh suku Batak sejak abad ke-14,
seiring masuknya alat tenun tangan dari India. Umumnya, panjang ulos mencapai 2
meter dengan lebar 70 cm. Ulos melambangkan cinta kasih seseorang terhadap
sesama. Awalnya ulos berfungsi untuk menghangatkan badan (sebagai selimut atau sebagai selendang
untuk menutupi tubuh dari udara dingin).
Gambar
4. Kain Ulos
3.6.
Marga Suku Batak
Ada
sekitar 400 lebih marga suku Batak diantarnya,
·
Aritonang,
Aruan, Hutabarat, Hutagalung, Hutapea Nababan,
Nainggolan, Napitupulu, Pangaribuan, Panggabean, Siahaan, Simatupang, Simbolon, Sinaga, Sirait, Sirumapea, Sitanggang,
Sitohang, Sitompul, Sitorus, Sitohang, Situmorang, Sembiring, Nasution Dll.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada Bab IV ini akan dibahas mengenai
simpulan makalah serta saran bagi pembaca.
4.1.
Simpulan
Berdasarkan penjelasan pada pembahasan
di atas maka simpulan yang dapat dipaparkan pada makalah ini adalah keanekaragaman
suku bangsa selalu dimiliki oleh setiap suku di Indonesia, tidak terkecuali
suku Batak. yang kita
hadapi saat ini adalah krisis budaya. Tanpa segera ditegakkannya upaya “membentuk” secara tegas identitas
nasional dan kesadaran nasional, maka bangsa ini akan menghadapi kehancuran
ditambah sikap lunturnya mencintai tanah air akibat globalisasi dan
modernisasi.
4.2. Saran
Budaya daerah
merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan nasional, maka segala sesuatu yang
terjadi pada budaya daerah akan sangat mempengaruhi budaya nasional. Atas dasar
itulah, kita semua mempunyai kewajiban untuk menjaga, memelihara dan
melestarikan budaya baik budaya lokal atau budaya daerah maupun budaya nasional,
karena budaya merupakan bagian dari kepribadian bangsa.
Daftar Pustaka
Risky, Wibisono. 2012. Mengenal Seni dan Budaya indonesia. Jakarta. Cerdas Interaktif (Penebar Swadaya Grup).
Elly M. Setiadi dkk. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta. Kencana Prenada Media Grup.